
CLOSE
Akankah Bulan September Tahun Ini Bisa Cerah?
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6150. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks ditopang oleh sektor Technology (1.672%), Basic Materials (1.011%), Consumer Cyclicals (0.502%), Infrastructures (0.412%), kendati dibebani oleh sektor Energy (-0.021%), Financials (-0.129%), Industrials (-0.255%), Properties & Real Estate (-0.447%), Healthcare (-0.509%), Consumer Non-Cyclical (-0.633%), Transportation & Logistic (-1.089%) yang mengalami pelemahan walaupun belum signifikan. Penguatan diakhir sesi 2 yang terjadi pada hari Selasa salah satu faktornya yakni karena para pelaku pasar menunggu hasil dari rilisnya data indikator ekonomi domestik meliputi data manufacturing PMI yang diproyeksikan akan masih berada dilevel kontraksi atau dibawah acuan manufacturing PMI 50 yakni 41, cenderung lebih baik dibandingkan dengan pada bulan Juli yang berada dilevel 40,1 akibat dari adanya PPKM mikro darurat yang berlaku pada periode tersebut. Proyeksi yang cenderung membaik tersebut disesuaikan dengan kondisi saat ini yang mana kurva statistik tingkat kasus harian juga cenderung melandai, sehingga membuat kebijakan PPKM juga lebih longgar dibandingkan dengan periode Juli 2021. Dengan adanya pelonggaran tersebut tentu dampak yang ditimbulkan juga cenderung lebih berkurang. Oleh karenanya proyeksi untuk data manufaktur bulan Agustus juga cenderung membaik meskipun masih dibawah level ekspansi. Kemudian selain data manufacturing PMI akan rilis juga data terkait tingkat inflasi bulan Agustus secara tahunan (YoY) yang diproyeksikan tumbuh 1,6% dari sebelumnya 1,52%, meningkat namun cenderung melambat atau tidak signfikan dan secara bulanan (MoM) yang diproyeksikan tumbuh 0,03% dari sebelumnya 0,08% cenderung melambat dan lebih turun dari sebelumnya. Jika kita kaitkan dengan kondisi yang ada pada bulan Agustus ini, tingkat inflasi yang tidak jauh berbeda dengan Juli cenderung wajar, karena lagi-lagi pada periode ini masih ada kebijakan PPKM yang diberlakukan oleh pemerintah, kemudian aktivitas ekonomi masih cenderung terbatas, meskipun pelonggaran untuk beberapa sektor usaha sudah diberlakukan namun masih belum ada dampak yang signifikan terhadap konsumsi masyarakatnya pada bulan Agustus ini, sehingga didapatlah proyeksi tersebut. Namun, karena kondisi pada bulan Agustus ini yang kian membaik, sehingga para pelaku pasar terlihat cukup optimis dengan result dari indikator ekonomi terkait data manufaktur dan tingkat inflasi di bulan Agustus yang akan rilis pada hari Rabu pagi, sehingga responnya diakhir sesi 2 yang sebelumnya dipertengahan sesi sempat melemah namun kembali menguat pada akhir penutupan sesi 2 karena optimisme tersebut. Lalu, selain dari domestik ada beberapa indikator ekonomi eksternal yang perlu diperhatikan para pelaku pasar juga pada hari Rabu (1/9/2021) yakni rilisnya data cadangan minyak mentah US secara mingguan yang diproyeksikan berdasarkan survei API cenderung menurun, kemudian rilisnya dtaa manufaktur US pada bulan Agustus yang diproyeksikan akan cenderung melambat menjadi 61,2 dari sebelumnya 63,4. Selain US, dari Jerman dan juga China juga sama akan rilis juga data terkiat manufacturing PMI Final nya pada bulan Agustus yang diproyeksikan ekspansi cenderung melambat juga yakni untuk Jerman 62,7 dari sebelumnya 65,9 dan Caixi Manufacturing China 50,2 dari sebelumnya 50,3. Berdasarkan katalis diatas maka kami memproyeksikan indeks pada hari Rabu (1/9/2021) diperkirakan akan bergerak pada range level support 6110 dan level resistance 6180.
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com